Pada masa Pemerintahan Jepang,
Basuki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat
yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan Poetra ini
Basuki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-muridnya
antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini
(pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basuki Abdullah juga
aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basuki Resobawo.
Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang
sampai sekarang belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut.
Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda Amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basuki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang.
Sejak itu pula dunia mulai mengenal Basuki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basuki Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia.
Basuki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama
melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang
cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah
aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis
pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan
sebagainya.
Basuki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam
negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok (Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal
dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya
lukisan Basuki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar
negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand dan diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka dan sejak tahun 1974 Basuki Abdullah menetap di Jakarta.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Abdullah
Pada masa Pemerintahan Jepang,
Basuki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat
yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan Poetra ini
Basuki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-muridnya
antara lain Kusnadi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini
(pelukis impresionisme). Selain organisasi Poetra, Basuki Abdullah juga
aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah Pusat Kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basuki Resobawo.
Di masa revolusi Bosoeki Abdullah tidak berada di tanah air yang
sampai sekarang belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut.
Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda Amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basuki Abdullah berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang.
Sejak itu pula dunia mulai mengenal Basuki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia. Selama di negeri Belanda Basuki Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim para pelukis dengan reputasi dunia.
Basuki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama
melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang
cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah
aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis
pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan
sebagainya.
Basuki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik di dalam
negeri maupun di luar negeri, antara lain karyanya pernah dipamerkan di Bangkok (Thailand), Malaysia, Jepang, Belanda, Inggris, Portugal
dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya
lukisan Basuki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan di luar
negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand dan diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka dan sejak tahun 1974 Basuki Abdullah menetap di Jakarta.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Basuki_Abdullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar