Seni Rupa Murni (Seni Lukis)
RINGKASAN MATERII. PENGERTIAN
Banyak orang memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis. Keduanya sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada bidang dua dimensi. Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan melukis. Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari melukis. Jika kita cermati lebih jauh, masih ada beberapa hal yang membedakan antara menggambar dengan melukis.
Kalau begitu bagaimana sebenarnya melukis atau seni lukis itu ? Apa bedanya dengan menggambar ?
Seni Lukis diartikan sebagai suatu daya cipta dari imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media garis, warna, teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.
Jadi jelas, bahwa melukis termasuk dalam fine art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih mementingkan fungsi primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari ungkatan senimannya. Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :
Fungsi Primer = berkarya seni untuk cetusan perasan dan ekspresi pribadi seniman. Seni untuk seni.
Fungsi Sekunder = berkarya seni disamping untuk kepuasan pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang lain. Seni sebagai sarana komunikasi.
Fungsi Fisik = berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.
Ekspresi adalah ungkapan perasaan. Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa yang dirasakan sehingga orang lain dapat mengetahuinya. Pengungkapan ekspresi dan perasaan seniman menjadi hal yang penting dalam seni lukis. Dalam hal ini ekspresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non kreatif jika berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih, cemberut, tersenyum, menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu, tarian atau puisi).
Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan murni tersebut bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya, karena tetap mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip seni rupa yang berlaku. Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan dan harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.
II. KOMPONEN SENI LUKIS
Tiga komponen seni rupa yang harus diperhatikan dalam melukis adalah subyek, bentuk dan isi. Perpaduan yang tepat dari ketiganya akan menghasilkan karya seni lukis yang baik.
a. Subyek
Sesuatu yang menjadi bentuk lukisan atau obyek yang terlihat dari karyanya. Dibedakan menjadi :
- Lukisan bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.
- Lukisan bentuk non figuratif (abstrak), jika subyeknya sudak tidak terikat dengan bentuk yang ada di alam.
b. Bentuk
Cara pelukis dalam mengekspresikan subyek yang dilukisnya menjadi karya dua dimensi. Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk figuratif yang disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk berwujud seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun bentuk), transformasi (merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).
c. Isi
Yang dimaksud dengan isi adalah kesan atau bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan melalui karya seni lukis. Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya aliran dalam seni lukis seperti : romantisme, realisme, naturalisme, kubisme, impresionisme dan sebagainya.
III. MEDIA SENI LUKIS
a. Bahan
Kegiatan berkarya seni rupa tidak pernah terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang digunakan. Alat dan bahan ini disebut dengan media seni rupa. Setiap bahan mempunyai sifat dan karakter berbeda. Perbedaan sifat ini akan menentukan cara an teknik berkarya yang diterapkan.
Teknik pembuatan patung dengan bahan tanah liat tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan logam. Melukis dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis menggunakan cat minyak.
Hal ini disebabkan karena setiap medium mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
o Sifat Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata. Keras, lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.
o Sifat Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang berbeda satu dengan lainnya. Lukisan dengan media cat air memiliki keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat minyak. Begitu juga sebaliknya.
Setiap bahan punya karakter dan keindahaannya sendiri dan tidak berarti bahan yang satu lebih baik dari yang lain. Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan menjadi lebih mahal dari lukisan cat air. Pemilihan medium tidak menjamin suatu karya menjadi lebih artistik, lebih baik atau lebih mahal. Kualitas karya selain ditentukan oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh kreatifitas dan bakat penciptanya.
b. Alat
Alat yang digunakan sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat poster, cat akrilik, kuas, pensil warna, pastel, crayon dan lain-lain Pemilihan alat yang tepat harus menyesuaikan dengan bahan (medium) yang digunakan.
Sumber : http://mgmpseni.wordpress.com/materi-belajar/seni-rupa/semester-1/kelas-ix/seni-rupa-murni-seni-lukis/
Seni Rupa Murni (Seni Lukis)
RINGKASAN MATERII. PENGERTIAN
Banyak orang memberikan pengertian yang sama antara menggambar dengan melukis. Keduanya sama-sama menghasilkan karya seni dengan memindahkan obyek nyata pada bidang dua dimensi. Namun sebenarnya, menggambar tidaklah sama dengan melukis. Menggambar dapat diartikan sebagai tahap awal dari melukis. Jika kita cermati lebih jauh, masih ada beberapa hal yang membedakan antara menggambar dengan melukis.
Kalau begitu bagaimana sebenarnya melukis atau seni lukis itu ? Apa bedanya dengan menggambar ?
Seni Lukis diartikan sebagai suatu daya cipta dari imajinasi manusia yang diekspresikan/ diungkapkan melalui media garis, warna, teksture, gelap terang, bidang dan bentuk pada bidang dua dimensi.
Jadi jelas, bahwa melukis termasuk dalam fine art bukan aplied art tidak seperti menggambar karena lebih mementingkan fungsi primer atau merupakan ekspresi bebas dan murni dari ungkatan senimannya. Tiga macam fungsi berkarya seni adalah :
Fungsi Primer = berkarya seni untuk cetusan perasan dan ekspresi pribadi seniman. Seni untuk seni.
Fungsi Sekunder = berkarya seni disamping untuk kepuasan pribadi juga melayani kepentingan pihak luar/ orang lain. Seni sebagai sarana komunikasi.
Fungsi Fisik = berkarya seni yang lebih mengutamakan nilai pakai atau kegunaannya.
Ekspresi adalah ungkapan perasaan. Mengekspresikan berarti memberi bentuk atas apa yang dirasakan sehingga orang lain dapat mengetahuinya. Pengungkapan ekspresi dan perasaan seniman menjadi hal yang penting dalam seni lukis. Dalam hal ini ekspresi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspresi non kreatif jika berekspresi tanpa menghasilkan karya seni (sedih, cemberut, tersenyum, menangis) dan ekspresi kreatif yaitu jika dalam mengekspresikan perasaan menghasilkan suatu karya seni (lukisan, lagu, tarian atau puisi).
Akan tetapi dengan kebebasan berekspresi dan murni tersebut bukan berarti melukis menjadi lebih mudah dan berkarya seadanya, karena tetap mengacu pada kaidah-kaidah dan prinsip seni rupa yang berlaku. Karya seni lukis yang baik tetap berpedoman pada komposisi, keseimbangan dan harmonis pada penggunaan unsur-unsur seni rupa.
II. KOMPONEN SENI LUKIS
Tiga komponen seni rupa yang harus diperhatikan dalam melukis adalah subyek, bentuk dan isi. Perpaduan yang tepat dari ketiganya akan menghasilkan karya seni lukis yang baik.
a. Subyek
Sesuatu yang menjadi bentuk lukisan atau obyek yang terlihat dari karyanya. Dibedakan menjadi :
- Lukisan bentuk figuratif, jika subyeknya masih terikat dengan alam, yaitu mengambil bentuk-bentuk yang ada di alam.
- Lukisan bentuk non figuratif (abstrak), jika subyeknya sudak tidak terikat dengan bentuk yang ada di alam.
b. Bentuk
Cara pelukis dalam mengekspresikan subyek yang dilukisnya menjadi karya dua dimensi. Bentuk yang sering digunakan adalah bentuk figuratif yang disusun dari bentuk-bentuk yang ada di alam dan bentuk berwujud seperti : stilasi (penggayaan), deformasi (menyusun bentuk), transformasi (merubah bentuk) dan distorsi (melebih-lebihkan bentuk).
c. Isi
Yang dimaksud dengan isi adalah kesan atau bobot ungkapan ekspresi yang ingin disampaikan melalui karya seni lukis. Pengungkapan ini dapat dilihat dari banyaknya aliran dalam seni lukis seperti : romantisme, realisme, naturalisme, kubisme, impresionisme dan sebagainya.
III. MEDIA SENI LUKIS
a. Bahan
Kegiatan berkarya seni rupa tidak pernah terlepas dari peralatan dan bahan (medium) yang digunakan. Alat dan bahan ini disebut dengan media seni rupa. Setiap bahan mempunyai sifat dan karakter berbeda. Perbedaan sifat ini akan menentukan cara an teknik berkarya yang diterapkan.
Teknik pembuatan patung dengan bahan tanah liat tentu berbeda tekniknya dengan pembuatan patung bahan logam. Melukis dengan cat air caranya tidak sama dengan melukis menggunakan cat minyak.
Hal ini disebabkan karena setiap medium mempunyai dua sifat dasar, yaitu :
o Sifat Fisik yaitu karakter bahan yang terlihat oleh mata. Keras, lunak, mudah pecah, elastis, kasar atau halus dan sifat-sifat yang lain.
o Sifat Estetis yaitu sifat keindahaan dari masing-masing bahan yang berbeda satu dengan lainnya. Lukisan dengan media cat air memiliki keindahaan tersendiri yang tidak mungkin didapat jika menggunakan media cat minyak. Begitu juga sebaliknya.
Setiap bahan punya karakter dan keindahaannya sendiri dan tidak berarti bahan yang satu lebih baik dari yang lain. Tidak berarti cat minyak akan membuat lukisan menjadi lebih mahal dari lukisan cat air. Pemilihan medium tidak menjamin suatu karya menjadi lebih artistik, lebih baik atau lebih mahal. Kualitas karya selain ditentukan oleh jenis medium yang digunakan juga ditentukan oleh kreatifitas dan bakat penciptanya.
b. Alat
Alat yang digunakan sama dengan peralatan menggambar pada umumnya, cat air, pensil, cat poster, cat akrilik, kuas, pensil warna, pastel, crayon dan lain-lain Pemilihan alat yang tepat harus menyesuaikan dengan bahan (medium) yang digunakan.
Sumber : http://mgmpseni.wordpress.com/materi-belajar/seni-rupa/semester-1/kelas-ix/seni-rupa-murni-seni-lukis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar