Rabu, 29 Januari 2014

Kehidupan Dullah ( Pelukis Indonesia )

Dullah Suweileh (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 Oktober 1944 – meninggal di Jakarta, 6 April 2008 pada umur 63 tahun) di kalangan musisi akrab dipanggil dengan panggilan Dullah, adalah seorang musisi jazz asal Indonesia.

Biografi

Dullah Suweileh adalah kakak kandung dari Karim Suweileh, sejak kecil sudah tertarik mendengarkan suara perkusi.[1] Pada usia 13 tahun Dullah mulai bermain musik sebagai perkusionis di band sekolahnya di Surabaya. Saat itu dia masih duduk di bangku SMP. Lalu kegiatan bermusik dilanjutkan di bangku SMA, dengan ikut berpartisipasi pada beberapa Lomba Musik antar sekolah.
Bersyukur Dullah lahir di lingkungan yang suka musik, Awad Suweileh, kakak kandung Dullah adalah termasuk pemain perkusi (conga) terbaik pada dekade 1950-an. Awad juga memainkan berbagai gaya musik termasuk jazz dan musik Latin. Awad pula yang kemudian menjadi guru pertama Dullah dalam memainkan conga.

Pada tahun 1969 Dullah membentuk band sendiri yang bernama Aneka Nada, tampil seminggu sekali di sebuah klub malam di Surabaya. Aneka Nada membawakan musik bergaya Boogie-woogie, atau irama latin dan musik pengiring dansa.[1] Pada tahun 1972 band Aneka Nada memperoleh kontrak untuk bermain di Hotel Intercontinental Bali Beach, Disini dia bermain bersama Alex Faraknimela (piano,keyboard), Boece Karamoy (bass) dan Ria Faraknimela (vokalis).[2]Dullah mengganti conga dengan drums. Meskipun tidak khusus memainkan musik Jazz, namun ketika di Bali inilah Dullah sempat bertemu dengan musisi jazz kelas dunia, seperti Emil Richard, salah seorang musisi jazz dari kelompok George Shearing.
Tahun 1973 bersama grup musiknya yang semula menetap di Bali kemudian hijrah ke Jakarta dan dikontrak main di Hotel Kartika Plaza. Disitu bercokol pula beberapa musisi Jazz Indonesia kawakan seperti Nick Mamahit dan Jack Lesmana . Kemudian Jack Lesmanalah yang mengajak Dullah dan Alex Faraknimela, mengisi program acara Jazz “Nada dan Imptrovisasi” di TVRI bahkan diajak pula ke studio rekaman dan menghasilkan sederet musik Pop Jazz Indonesia. Dullah Suweileh merupakan kakak dari Karim Suweileh dan adik dari Awad Suweileh yang dulunya merupakan pemain perkusi yang sering bermain dengan musisi jazz Indonesia di Surabaya dan Hotel Indonesia di Jakarta.[2]
Akhirnya Dullah menggantikan posisi Awad di band Bhineka Ria, grup musik tersebut awalnya merupakan grup dimana kakaknya Awad ikut bermain, dengan para pemainnya antara lain seperti Didi Pattirani, Lodi Item (ayah kandung Jopie Item), Jerry Swesei, Max Lipi, Hassan Umar dan penyanyi Bob Tutupoly.[1]
Ditahun 1974, Dullah telah bertekad hanya ingin di dunia musik dan memutuskan untuk meninggalkan kuliahnya yang telah sampai di Tingkat III Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya dan menetap terus di Jakarta.[1]Secara perlahan nama Dullah mulai dikenal sebagai pemain perkusi yang handal. Dullah sering terlibat langsung dalam berbagai pertunjukan dan rekaman album jazz. Mulai dari Jack Lesmana, Ireng Maulana, Abadi Soesman dan banyak lagi.
Tahun 1983, Dullah bergabung bersama Ireng Maulana sebagai penabuh perkusi dalam dalam Ireng Maulana All Star bersama Hendra Wijaya, Benny Mustapha, Benny Likumahuwa, Rony Isani, Trisno, Karim Thess dan lain-lain.[2]
Tahun 1985, Dullah memperkuat kelompok jazz yang bernama “Bhaskara” bersama Luluk Purwanto, Joko WH, Bambang Nugroho, Nunung Wardiman, Karim Suweileh untuk tampil dalam “North Sea Jazz Festival” di Den Haag, Belanda. Keikutsertaan dalam Jazz Festival Internasioanl terus berlanjut hingga keempat kalinya, bersama group Bhaskara Dullah sempat merilis 3 album.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dullah_Suweileh Dullah Suweileh (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 Oktober 1944 – meninggal di Jakarta, 6 April 2008 pada umur 63 tahun) di kalangan musisi akrab dipanggil dengan panggilan Dullah, adalah seorang musisi jazz asal Indonesia.

Biografi

Dullah Suweileh adalah kakak kandung dari Karim Suweileh, sejak kecil sudah tertarik mendengarkan suara perkusi.[1] Pada usia 13 tahun Dullah mulai bermain musik sebagai perkusionis di band sekolahnya di Surabaya. Saat itu dia masih duduk di bangku SMP. Lalu kegiatan bermusik dilanjutkan di bangku SMA, dengan ikut berpartisipasi pada beberapa Lomba Musik antar sekolah.
Bersyukur Dullah lahir di lingkungan yang suka musik, Awad Suweileh, kakak kandung Dullah adalah termasuk pemain perkusi (conga) terbaik pada dekade 1950-an. Awad juga memainkan berbagai gaya musik termasuk jazz dan musik Latin. Awad pula yang kemudian menjadi guru pertama Dullah dalam memainkan conga.

Pada tahun 1969 Dullah membentuk band sendiri yang bernama Aneka Nada, tampil seminggu sekali di sebuah klub malam di Surabaya. Aneka Nada membawakan musik bergaya Boogie-woogie, atau irama latin dan musik pengiring dansa.[1] Pada tahun 1972 band Aneka Nada memperoleh kontrak untuk bermain di Hotel Intercontinental Bali Beach, Disini dia bermain bersama Alex Faraknimela (piano,keyboard), Boece Karamoy (bass) dan Ria Faraknimela (vokalis).[2]Dullah mengganti conga dengan drums. Meskipun tidak khusus memainkan musik Jazz, namun ketika di Bali inilah Dullah sempat bertemu dengan musisi jazz kelas dunia, seperti Emil Richard, salah seorang musisi jazz dari kelompok George Shearing.
Tahun 1973 bersama grup musiknya yang semula menetap di Bali kemudian hijrah ke Jakarta dan dikontrak main di Hotel Kartika Plaza. Disitu bercokol pula beberapa musisi Jazz Indonesia kawakan seperti Nick Mamahit dan Jack Lesmana . Kemudian Jack Lesmanalah yang mengajak Dullah dan Alex Faraknimela, mengisi program acara Jazz “Nada dan Imptrovisasi” di TVRI bahkan diajak pula ke studio rekaman dan menghasilkan sederet musik Pop Jazz Indonesia. Dullah Suweileh merupakan kakak dari Karim Suweileh dan adik dari Awad Suweileh yang dulunya merupakan pemain perkusi yang sering bermain dengan musisi jazz Indonesia di Surabaya dan Hotel Indonesia di Jakarta.[2]
Akhirnya Dullah menggantikan posisi Awad di band Bhineka Ria, grup musik tersebut awalnya merupakan grup dimana kakaknya Awad ikut bermain, dengan para pemainnya antara lain seperti Didi Pattirani, Lodi Item (ayah kandung Jopie Item), Jerry Swesei, Max Lipi, Hassan Umar dan penyanyi Bob Tutupoly.[1]
Ditahun 1974, Dullah telah bertekad hanya ingin di dunia musik dan memutuskan untuk meninggalkan kuliahnya yang telah sampai di Tingkat III Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya dan menetap terus di Jakarta.[1]Secara perlahan nama Dullah mulai dikenal sebagai pemain perkusi yang handal. Dullah sering terlibat langsung dalam berbagai pertunjukan dan rekaman album jazz. Mulai dari Jack Lesmana, Ireng Maulana, Abadi Soesman dan banyak lagi.
Tahun 1983, Dullah bergabung bersama Ireng Maulana sebagai penabuh perkusi dalam dalam Ireng Maulana All Star bersama Hendra Wijaya, Benny Mustapha, Benny Likumahuwa, Rony Isani, Trisno, Karim Thess dan lain-lain.[2]
Tahun 1985, Dullah memperkuat kelompok jazz yang bernama “Bhaskara” bersama Luluk Purwanto, Joko WH, Bambang Nugroho, Nunung Wardiman, Karim Suweileh untuk tampil dalam “North Sea Jazz Festival” di Den Haag, Belanda. Keikutsertaan dalam Jazz Festival Internasioanl terus berlanjut hingga keempat kalinya, bersama group Bhaskara Dullah sempat merilis 3 album.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dullah_Suweileh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar